IndoBanner Exchanges

Thursday, April 5, 2007

Mengusir Kecemasan Saat Memulai Kerja Baru

Mencari pekerjaan adalah satu kesukaran, namun memperoleh pekerjaan juga kerap mendatangkan kecemasan. Bagaimana sebaiknya memulai pekerjaan baru?


Ketika seseorang diterima sebagai karyawan baru sebuah perusahaan, perasaan senang dan bangga mungkin menghampirinya. Senang bisa jadi karena pekerjaan yang diinginkan berhasil diraih. Bangga lantaran status pengangguran yang sempat menghantui sirna sudah. Tapi, perasaan lain bisa saja muncul, seperti cemas atau bertanya-tanya tentang kemampuan diri dalam menerima tanggungjawab baru.

Perasaan itu biasa dialami banyak orang ketika memasuki dunia kerja yang baru. Apalagi bagi mereka yang baru saja lulus sekolah dan untuk pertama kali masuk dunia kerja. Lebih-lebih di sebuah perusahaan yang cukup mapan dengan nama yang tak perlu diragukan. Berbagai perkiraan menghiasi hari-hari menjelang masuk kerja. Sejumlah psikolog mengatakan, kondisi ini bukan sesuatu yang perlu ditakutkan karena merupakan kewajaran.

Apa yang perlu dilakukan ketika mengawali sebuah pekerjaan baru kerap menjadi tema pokok pikiran. Dan, itu memang harus dilakukan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, ada baiknya setiap pekerja baru meminta informasi sebanyak mungkin tentang lingkungan kerjanya. Bagaimana pun, lingkungan kerja, termasuk teman, akan berpengaruh banyak pada langkah berikutnya.

Selanjutnya ada baiknya pekerja lebih dahulu mempelajari produk perusahaan, filosofi yang dianut, serta cara kerja yang biasa berlaku di lingkungan baru. Ada kalanya upaya ini memakan waktu dan banyak yang tidak terlaksana. Biasanya waktu dua minggu cukup untuk melakukan perkenalan awal terhadap lingkungan dan rekan kerja yang menjadi mitra. Meski harus melakukan adaptasi lingkungan, seorang pekerja tidak perlu "menghilangkan" dirinya sebagai sosok pribadi yang utuh. Rasakanlah apakah anda merasa familiar sejak pertama melihat rekan-rekan kerja?

Saat pertama kali masuk, seseorang harus menampakkan rasa percaya diri, karena hal itu akan berdampak pada perilaku dan sikap selama berada dalam lingkungan kerja. Perasaan gelisah dan cemas justru menambah kesulitan dalam melakukan adaptasi. Untuk memudahkan itu, cobalah dengan sikap ramah dan senyum pada rekan kerja baru, tak terkecuali kepada resepsionis dan office boy. Langkah itu akan memudahkan anda untuk merasa dekat dan saling menghargai antarkaryawan di kantor.

Pada saat seperti itu seorang pekerja baru harus lebih aktif memperkenalkan diri. Jangan segan untuk mencoba menjalin komunikasi dari hal-hal kecil agar suasana hidup terbangun. Cairnya suasana akan banyak membantu kesulitan yang hampir pasti dialami pekerja pemula. Yang lebih penting lagi, awal yang baik adalah modal penting untuk kelanjutan kerja seseorang. Lembaga Career Center di University of Baltimore, AS. menyebutkan masa itu sebagai masa penentuan apakah seseorang bisa melanjutkan kerjanya atau harus mencari lingkungan lain.

Pelajaran pertama sebagai seorang pekerja baru tadi mungkin berbeda untuk masing-masing orang. Ada yang cukup membutuhkan waktu satu minggu sebagai proses adaptasi. Ada pula yang memerlukan waktu satu bulan penuh. Namun, jika proses adaptasi tidak terlaksana dalam tiga bulan pertama, tentu ada persoalan serius yang perlu dicari jalan keluarnya. Bagi seorang pekerja, masa tiga bulan biasanya menjadi ukuran keberhasilan adaptasi terhadap lingkungan kerjanya yang baru.

Persoalan nyata yang harus dipikirkan kemudian ialah pekerjaan. Setiap orang tampaknya memiliki hasrat untuk berbuat yang terbaik. Pertanyaannya kemudian apakah memang pekerjaan yang diberikan cocok dengan yang menjalakannya? Nah, ada baiknya upaya mencapai yang terbaik itu dilakukan, meski tidak harus sampai kelebihan dosis, yang justru menimbulkan persoalan baru.

Sejumlah psikolog menyarankan, hadapilah kesulitan dengan senyuman dan sikap bersahabat. Kesulitan tak perlu ditunjukkan dengan kening berkerut. Cari tahu apa penyebab kesulitan itu, sampaikan kepada mitra atau atasan agar segera dicarikan jalan keluarnya. "Malu bertanya, sesat di jalan," kata pepatah. Untuk itu, perlu diketahui siapa yang menjadi supervisor ats tugas yang sedang anda jalankan.

Sebagai bagian dari sebuah komunitas, seorang pekerja perlu mendengarkan dengan seksama apa yang menjadi topik pembicaraan rekan-rekannya. Hanya saja, ketika memasuki persoalan gosip, hendaknya ia bisa menahan hati untuk tidak melibatkan diri. Nasihat ini barangkali bermanfaat bagi anda: "Pekerja baru jangan sekali-kali menjadi kontributor gosip yang belum jelas kemana arah tujuannya."

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home